Pandangan Aku tentang Jatinangor
Jatinangor itu... awalnya cuma nama yang terdengar asing buatku. Bukan kota besar, bukan juga tempat wisata terkenal. Tapi begitu aku sampai sini, rasanya kayak nemu tempat baru yang tenang tapi penuh kejutan. Dulu, aku pikir tempat ini cuma soal kuliah, tugas, dan gedung kampus. Tapi ternyata, Jatinangor lebih dari sekadar tempat belajar. Ia kayak ruang tumbuh. Tempat di mana orang-orang dari berbagai latar belakang datang untuk jadi versi terbaik dirinya.
Yang paling aku suka dari Jatinangor adalah suasananya. Nggak terlalu ramai, tapi juga nggak sepi. Ada warkop-warkop kecil yang jadi saksi obrolan panjang tentang mimpi. Ada warung makan yang rasanya sederhana tapi hangat, mungkin karena dibumbui keramahan ibu-ibu penjualnya. Ada jalanan kecil yang kadang bikin lelah saat naik tanjakan, tapi entah kenapa tetap bikin rindu.
Buatku, Jatinangor adalah tempat di mana aku belajar banyak hal yang nggak diajarkan di kelas. Tentang hidup hemat, tentang bertahan, tentang jadi dewasa, dan tentang bagaimana berdamai dengan diri sendiri. Kadang, malam-malam di sini sunyi banget, tapi di balik sunyi itu, ada ruang untuk merenung, untuk memahami arah dan tujuan.