Penanganan Diphtheria

penanganan

1.imunisasi - Vaksin DTaP, Tdap, DT, dan Td
->Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal. Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup
2.Vaksin DTP - Pemberian vaksin dilakukan 5 kali secara bertahap
3.memeriksakan diri ke dokter karena penyakit ini sangat mudah menular
4.orang-orang yang berada di dekatnya juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter
5.Antibiotik. Pemberian antibiotik, seperti penisilin atau eritromisin dapat membantu membunuh bakteri dan membersihkan infeksi. Antibiotik juga dapat mencegah penularan dari pengidap difteri ke orang lain.
6.Antitoksin. Dokter juga akan memberikan obat untuk menetralkan racun difteri dalam tubuh (antitoksin). Obat ini diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah atau otot. Sebelum memberikan antitoksin, dokter perlu melakukan tes alergi kulit untuk memastikan orang yang terinfeksi tidak memiliki alergi terhadap antitoksin. Jika seseorang memiliki alergi, kemungkinan besar dokter tidak akan memberikan antitoksin dan mencari pengobatan alternatif lain.
7.Dokter akan mendiagnosis difteri dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik untuk melihat lapisan abu-abu di tonsil atau di tenggorokan serta pembesaran kelenjar getah bening pada leher.
8.Apabila didapati lapisan abu-abu di area tenggorokan, dokter mungkin perlu mengambil sampel jaringan untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.  

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama